Rabu, 20 Desember 2017

Seorang Desainer Grafis mencoba mengubah logo beberapa perusahaan terkenal dunia, karena alasan ini!



Benarkah suatu perusahaan besar mampu menghemat jutaan dollar pertahun  dan ikut menjaga kelestarian lingkungan hanya dengan mengganti Logo mereka?

Seorang desainer grafis asal Prancis, bernama Sylvain Boyer, punya ide unik seperti itu, dan ia mulai sebuah proyek ujicoba untuk membuktikannya. Menurutnya, hal yang perlu dikerjakan oleh setiap perusahaan untuk menghemat cost hingga jutaan dollar, ialah dengan cukup “menyederhanakan” logo produk mereka. Kita tahu, logo suatu perusahaan atau produk usaha, adalah sesuatu hal yang selalu membutuhkan proses cetak setiap harinya dan tentunya membutuhkan tinta yang tidak sedikit, dan ternyata faktor sederhana itulah yang mampu memberikan dampak besar bagi perusahaan.

Boyer telah memulai sebuah kampanye yang ia sebut “Ecobranding” untuk mewujudkan idenya itu. Dalam suatu wawancara dengan CNN, Boyer bercerita, “Awal mula ide itu muncul pada 2013 lalu, saat putri pertamaku lahir. Aku lalu mendesain kartu undangan dengan banyak warna yang awalnya memang terlihat keren di layar komputer, namun saat aku ingin mencetaknya dimedia silkscreen, ternyata tagihan biaya cetaknya sangat mahal. Sejak itu aku lalu mencoba mengurangi warna pada desainku agar biaya cetaknya menjadi lebih murah dan tentunya semakin ramah lingkungan.”


Mahalnya harga tinta
Boyer kemudian mencoba meredesain beberapa logo perusahaan ternama didunia guna mengurangi penggunaan tinta cetak dan ia mengklaim hal itu mampu menghemat costperusahaan 10 hingga 39 persen!. “Kami menggunakan alat cetak offset yang biasa digunakan oleh perusahaan percetakan untuk mencetak logo-logo tersebut kemudian hasilnya tinggal kami kalkulasi saja,” ujarnya.
Beberapa logo produk yang diredesain oleh Eco Branding
Perbedaannya memang tidak terlalu nampak namun dalam skala besar efeknya sungguh luar biasa, Boyer mengatakan: “Setiap ide kreatif yang diterapkan dalam desain merk/ logo usaha berdampak langsung terhadap kelestarian lingkungan. Saat anda mendesain logo untuk sebuah perusahaan besar, sebenarnya anda telah menggambar jutaan logo karena logo anda itu akan dicetak jutaan bahkan miliaran kali dalam berbagai format, yang sebagian besar berdampak langsung terhadap lingkungan,” ujar Boyer.

Tinta printer merupakan salah satu cairan termahal didunia. Pada 2013 lalu, Consumer Reportsmenghitung biaya cetak untuk tinta printer sebesar $13 hingga $75 per ons atau $1,664 hingga $9,600 per galon. Jumlah tersebut jauh lebih mahal dibanding minuman Champagne dan parfum merk ternama didunia. Itu artinya, berhemat tinta cetak bisa menjadi langkah cerdas untuk jangka panjang. Nah, lalu kemudian muncul pertanyaan, berapa besar sih, biaya yang bisa dihemat oleh sebuah perusahaan dari penyederhanaan sebuah logo?.  Boyer menyatakan cukup sulit untuk memperoleh nilai yang akurat, namun ia kemudian bercerita: “Tahun lalu, Starbucks memproduksi sekitar 670 juta paper cup (gelas karton) dengan cetakan logo mereka ditiap gelasnya. Kami bisa mengestimasikan kalau tiap cetakan logo papercup itu menghabiskan 0,06 ml tinta. Nah, logo redesain kami ini mampu menghemat 38% tinta cetak, atau 0,0228 ml tinta per gelas, yang berarti menghemat  hampir 4,000 galon tinta tiap tahunnya.”

Ramah Lingkungan
Boleh dibilang ide penyederhanaan logo memang berdampak langsung terhadap konsumsi tinta cetak dan efek buruk alat cetak terhadap lingkungan. Meskipun katrijprinter bisa didaur ulang, namun mayoritas komponen tersebut berakhir ditempat sampah, dimana kemasan plastiknya baru terurai oleh tanah setelah ratusan tahun.

Sebuah perusahaan Belanda bernama SPRANQ juga menciptakan jenis huruf yang ramah lingkungan ditahun 2008 lalu dan mengembangkan sebuah aplikasi bernama Ecofont, yang bisa memodifikasi semua huruf menjadi huruf baru dengan space kosong ditengahnya. Jika perusahaan menggunakan aplikasi ini, SPRANQ mengklaim mereka bisa menghemat hingga 50 persen konsumsi tinta cetak.
Ecofont, jenis huruf yang diciptakan oleh SPRANQ Creative Communication Agency
Langkah yang sama juga ditempuh oleh Ryman Eco, sebuah huruf jenis baru yang didesain oleh Perusahaan iklan di London, Greybersama produsen alat tulis Ryman. Huruf tersebut mampu menghemat 30 persen penggunaan tinta dibanding jenis huruf lainnya seperti Arial, Times New Roman, dan Verdana: “Ide diciptakannya Ryman Eco adalah untuk menciptakan sebuah huruf yang kompak, mudah dibaca, namun hemat tinta karena mengurangi hampir keseluruhan area cetak tiap hurufnya,” ujar Dan Rathigan, perancang huruf tersebut.
Jenis Huruf 'Ryman Eco' diklaim mampu menghemat penggunaan tinta saat dicetak
“Kita akui, Hal ini cuma menghemat sedikit biaya operasional. Namun program Grey lewat Ryman Eco sebenarnya bertujuan untuk mensosialisasikan wacana tentang bagaimana sebuah langkah sederhana dalam mengurangi limbah material mampu berdampak besar terhadap lingkungan.”

Pada 2014, seorang remaja mendadak menjadi viral saat ia menyerukan bahwa hanya dengan mengganti huruf dari Times New Roman menjadi intensive Garamond, pemerintah Amerika bisa menghemat biaya hingga $400 juta setiap tahunnya.  

Bagaimana reaksi perusahaan?
Boyer mengatakan bahwa penyederhanaan logo perusahaan akan memiliki banyak manfaat, seperti pengurangan biaya cetak bahkan mampu menghemat kapasitas server, karena file logo type tersebut cuma mengambil sedikit kapasitas server. Meski begitu, Boyer sadar kalau tidak semua perusahaan berkeinginan mengganti logo mereka.

“Beberapa pihak berpendapat, kita sebaiknya tidak mengutak-atik sebuah logo karena menyangkut hal yang sangat esensial, namun ada juga yang berpikir kalau logo bisa diubah sedikit  tanpa harus mengubah DNA yang berisi aspirasi dan harapan sebuah perusahaan.”

Menurut Tom Rickner, seorang desainer sekaligus Direktur Monotype Studio, memang akan ada yang tidak setuju dengan konsep tersebut: “Meredesain sebuah pola bentuk guna mengurangi panjang garis dan menghemat tinta cetak bukanlah konsep baru. Sebagian besar proyek Monotype dimasa lalu, untuk formula penerbitan surat kabar dulunya berfokus pada bagaimana menemukan  komposisi seimbang antara kemudahan orang membaca tulisan di koran dengan ’character per pica’, atau mengenai hal penting tentang cara kita mengukur seberapa banyak huruf yang bisa muat dalam satu kolom atau satu halaman surat kabar.
Tom Rickner dari Monotype Studio
“Di era branding saat ini, keseimbangan semua aspek harus tercapai, dengan tetap mempertahankan esensi dari sebuah brand. Jenis tulisan, disamping warna dan bentuk, adalah satu hal utama yang membentuk jiwa sebuah brand. Mengubah bentuk logo demi mengurangi efek buruk terhadap lingkungan perlu kajian yang lebih luas lagi.” (MY)

Berikut ini adalah beberapa logo perusahaan atau produk yang diredesain oleh Sylvain Boyer :








Selasa, 19 Desember 2017

'Starburst' : Hunian ‘container’ unik yang rencananya akan dibangun di gurun California



The Joshua Tree House yang direncanakan dibangun dilahan gurun di  wilayah California
Container, kotak besar yang terbuat dari logam baja dan biasa digunakan untuk mengirim barang dalam jumlah besar melalui jalur laut, ini telah mengubah wajah dunia sejak enam puluh tahun yang lalu khususnya bidang perdagangan Internasional. Namun beberapa tahun terakhir ini, fungsi containertidak lagi hanya sebatas media penyimpanan barang-barang kiriman tapi sudah merambah ke bidang Arsitektur. Tidak hanya mudah dalam pengerjaannya, Container bisa juga dijadikan sebagai unit hunian yang mewah dengan cost yang sangat murah. Salah satu contoh penggunaan container sebagai unit hunian rumah bisa kita lihat di Joshua Tree Residence: sebuah hunian dengan luas 2,100 sqft atau 195 meter persegi dengan tiga kamar tidur yang terbuat dari beberapa container serta dibangun di atas gurun gersang diluar wilayah taman nasional Joshua Tree, California.


Unit hunian milik seorang produser film kaya raya yang tidak mau disebutkan namanya, ini memiliki struktur container yang ditumpuk dan disusun sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang tertata dengan indah. Pembangunannya sendiri direncanakan mulai awal 2018 disebuah lahan pribadi yang berjarak tiga jam dari Los Angeles.

Desainnya sendiri memiliki konsep ‘Starburst’ atau percikan bintang hasil rancangan arsitek sekaligus digital artist asal London, James Whitaker. Menurutnya ide membangun ‘Starburst muncul saat ia sedang berkendara bersama seorang client yang memiliki 36,5 hektar lahan di wilayah Joshua Tree Desert. Salah seorang clienttersebut kemudian berkata “Kau tahu bangunan apa yang bagus dibangun dilokasi ini?”. Client tersebut lalu membuka Pinterest dan memperlihatkan sebuah foto Hechingen Studio, sebuah bangunan kantor yang terbuat dari tumpukan container hasil rancangan Whitaker beberapa tahun lalu.
Desain Hechingen Studio, 2010. karya James Whitaker
Hechingen Studio termasuk kantor yang dibangun dengan biaya rendah dan berada di Black Forest, Jerman, diluar kota Hechingen. Studio ini merupakan kantor milik sebuah perusahaan iklan di jerman sejak tahun 2010.

Idenya cukup sederhana, yakni dengan menumpuk beberapa container seperti yang biasa kita lihat di pelabuhan. Namun saat itu, Whitaker berpikir ia harus membuat desain lain yang beda dengan model dinamis sebuah kantor perusahaan iklan.

Unit hunian The Joshua residence akan menggabungkan beberapa container dan rencananya akan dikerjakan oleh tenaga ahli yang juga mengerjakan proyek “Mirage”, sebuah bangunan berseni karya Doug Aitkenyang berada di Coachella Valley, yang pada dasarnya mengambil bentuk rumah peternakan yang diseluruh permukaannya ditutupi oleh “cermin kaca”.

“Setelah seluruh container dipotong dan disatukan, langkah berikutnya ialah pemasangan lapisan insulasi dan papan penutup,” ujar Whitaker.

Untuk interiornya, container tersebut nantinya akan menampilkan angle dengan viewmenawan yang bisa dinikmati dari pusat bangunan. Jadi saat kita memasuki rumah, kita bisa melihat sekeliling luar bangunan hanya dari bagian tengah ruangan melalui pintu-pintu kamar yang sudah dibuka.

Kompleks hunian itu didukung pula dengan solar panel yang diaplikasikan pada canopy di area parkir, termasuk sebuah deck kayu yang dirancang agar terlihat menyatu dengan pegunungan batu yang ada disekitarnya. (MY)

Nah gaes, penasaran dengan bangunan unik yang terbuat dari container ini?, berikut foto desainnya yang dibuat secara digital:









Kamis, 31 Agustus 2017

FRANK WANG: Kisah Sukses pendiri perusahaan Drone paling terkenal didunia, DJI Technology!



Frank Wang, pendiri perusahaan DJI technology
Siapa sih sebenarnya, Frank Wang?
Frank Wangmerupakan seorang teknisi peringkat 57 paling kaya didunia, serta orang terkaya nomor urut 38 di Cina dengan kekayaan senilai $3,6 Miliar; plus Frank Wang meupakan produsen Drone Nomor satu terkaya didunia!.

Sosoknya yang agak pemalu, berkacamata bulat dengan jenggot tipis didagu, serta mengenakan topi golf yang menutupi hampir seluruh rambutnya, membuat Frank jauh dari kesan seseorang yang cerdas, tegas, filosofis,  rendah hati dan apa adanya. Frank Wang merupakan pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan SZ Da-Jiang Innovation Technology, atau biasa disingkat dan DJI, sebuah perusahaan robotic yang dikelola sendiri dengan revenue usaha sebesar $1 Milliar serta nilai aset sebesar $10 milliar.

DJI, menguasai 70% market share didunia dari penjualan perangkat yang masuk kategori kendaraan terbang tanpa awak / Unmanned Aerial Vehicle (UAV) melalui produknya yang terkenal:  DronePhantom, dimana Frank memiliki 45% saham di perusahaan tersebut.


Hal yang menarik dari semua kesuksesan yang diraih DJI, bahwa ternyata banyak sekali kejadian aneh tentang penggunaan Drone DJI didunia. Salah satunya yaitu saat Drone buatan mereka jatuh tepat dihalaman Gedung Putih di Amerika. Terus ada lagi kejadian saat Drone DJI digunakan oleh seseorang untuk menjatuhkan sebuah botol berisi bahan radioaktif diatas atap kantor perdana menteri Jepang, dan banyak lagi cerita menarik lainnnya seputar penggunaan Drone DJI.
Drone DJI yang digunakan menyelundupkan narkoba dan ponsel dipenjara London.
Paling parah, yaitu ketika ada yang memanfaatkan Drone DJI untuk menyelundupkan narkoba dan ponsel kedalam halaman penjara yang berada di pinggiran kota London. Tapi meskipun banyak cerita negatif yang beredar akibat penggunaan Drone DJI, perusahaan tersebut masih tetap mempertahankan posisi dan kredibilitasnya sebagai pabrikan Drone terkemuka  didunia.

Sekilas tentang perusahaan DJI Technology
Didirikan pada 2006, dengan kantor utama berada di Shenzhen – Cina, perusahaan DJI atau Da-Jiang Innovations adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan Drone. Banyak yang menyebut perusahaan ini sebagai “Apple-nya Drone” dikarenakan DJI menguasai sekitar 70% dari market share penjualan Drone didunia.  
Desain Interior salah satu ruangan DJI Store yang ada di Hongkong
DJI juga menjadi perusahaan nomor satu di Cina yang berkontribusi dalam memimpin revolusi Industri teknologi secara global!. Pada tahun 2015, perusahaan ini meraup pendapatan hingga $1 Miliar dengan karyawan sebanyak 4,000 orang yang bekerja dikantor cabang yang tersebar di Cina, Hongkong, Jepang, Amerika Utara dan Eropa.

DJI memproduksi berbagai macam perangkat untuk berbagai macam kebutuhan, termasuk bidang Industri. Dari level profesional hingga pemula, semuanya mampu menggunakan produk-produk mereka seperti misalnya ‘kendaraan tanpa awak’ (Drone seri Phantom, Flame Wheel, Spreading Wings), terus ada Gimbal, platform terbang (seperti: perangkat kamera otomatis), Kamera, Sistem propulsi,Camera Stabilizer, pesawat radio kontrol perekam, berbagai Modul, pesawat radio kontrol multi-rotor, helikopter tanpa awak, aksesoris helikopter, serta masih banyak lagi produk lainnya.

Tidak hanya itu, DJI juga menciptakan perangkat kamera sendiri, perangkat stabilisator, motor dan “sistem terbang radio kontrol” juga termasuk software untuk menyunting video dan mempostingnya langsung secara online.

Produk DJI memudahkan aplikasi dibidang industri, pembuatan film profesional, agrikultur, konservasi, misi penyelamatan (SAR), infrastruktur energi, dan masih banyak lagi manfaat yang bisa diberikan oleh produk buatan DJI yang dirasa mampu membantu para pekerja menyelesaikan tugas lebih aman, cepat, dengan tingkat efisiensi yang lebih baik baik dibanding sebelumnya.
Drone DJI juga digunakan oleh Tim penyelamat, Surf Life Saving Central Coast (SLSCC) di Australia
Tidak hanya fungsi produk mereka saja yang diakui dunia, dari segi komponen yang ada dalam produk mereka juga tak kalah hebatnya!.  Sekedar informasi produk DJI menggunakan 32-bit microprocessor yang menjadi digital signal processor paling handal saat ini. Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan Aramballa! Yang dikenal luas sebagai pabrikan chips untuk action-cameramerk GoPro. Pabrikan chips tersebut juga menyuplai processornya untuk kamera DJI yang mampu melakukan prosescapture dan streaming  video berkualitas 4K dengan frame rates yang tinggi.
Isi komponen yang ada di Drone DJI Phantom 2
Disamping itu, DJI juga bekerjasama dengan MediaTek (desainer chip asal Taiwan) serta WT Microelectronics demi menghadirkan produk mereka yang best of the best.

Asal Mula berdirinya DJI
Frank Wang Tao, atau lebih dikenal dengan nama Frank Wang, lahir pada 1980 dan tumbuh besar di Hangzhou, dipesisir pusat pantai Cina, yang juga menjadi kampung halaman dari Boss Alibaba group, Jack Ma. Frank adalah anak seorang guru dan juga seorang teknisi sekaligus pemilik usaha kecil-kecilan pada waktu itu.
Frank Wang dengan Drone ciptaannya
Saat beranjak remaja, Frank sudah menunjukkan minatnya pada setiap “objek yang melayang”. Diwaktu senggang, ia sering membaca buku tentang model-model pesawat terbang dan sering bermimpi tentang “fairy”, sebuah alat yang dilengkapi kamera dan bisa terbang mengikuti kemana ia pergi. Frank baru menerima helikopter remote kontrol impiannya saat ia berusia 16 tahun (yang sebentar saja ia rusakkan).

Tak lama kemudian, Frank melanjutkan studinya di East China Normal University yang berlokasi di Shanghai dan mengambil jurusan psikologi. Namun sejak ia jatuh hati dengan segala hal yang bisa terbang dan masa remajanya yang ia habiskan hanya untuk merakit model mainan terbang, maka iapun memutuskan untuk mwujudkan impiannya: membuat helikopter Drone.

Ia bahkan memutuskan untuk berkarir dibidang yang ia cintai tersebut: Drone!, namun karena ilmu akademiknya dibidang tersebut kurang maka tak ada pilihan lain baginya selain ia harus masuk ke Universitas IT terkemuka didunia, macam MIT atau Stanford.
Frank Wang saat masih kuliah dengan helikopter remote controlnya
Karena ia gagal masuk di Universitas bergengsi tersebut, maka Frank memutuskan untuk keluar dari East China Normal University dan memutuskan pindah kuliah di Hongkong University of Science & Technology (UST) pada 2003.

Meskipun, sempat kehilangan tujuan hidupnya, namun selama masa semester akhir di Universitas, Frank mencoba mengerjakan tugas ‘sistem kendali penerbangan helikopter’ yang mengharuskan ia keluar dari kamar kost. Namun dari situlah ia kemudian menemukan kembali tujuan hidupnya.

Dosen sekaligus Profesor ahli robot dikampusnya, yang bernama Li Zexiang, menyadari kemampuan group Leadership dan pemahaman teknikal yang dimiliki Frank. Oleh karenanya ia memutuskan membantu Frank sampai ia lulus kuliah.

Frank sangat tekun mengerjakan tugas akhir kelompoknya. Mulai dari bolos mengikuti kuliah hingga begadang sampai jam 5 pagi pun ia lakukan. Sayangnya, fungsi melayang pada komputer onboard yang ia buat, gagal dimalam sebelum presentasi kelas dimulai. Namun usahanya pada hari itu tidak percuma!.

Frank kemudian memutuskan melanjutkan proyek helikopter tersebut!

Dibawah bimbingan Prof. Li Zexiang, Frank akhirnya berhasil menciptakan helikopter tanpa awak pertama yang mampu terbang mendaki gunung Everest bahkan hampir mencapai puncak gunung tersebut.
Frank Wang bersama dosen sekaligus mentornya, Prof. Li Zexiang
Peristiwa inilah yang menjadi landasan awal lahirnya perusahaan Da-Jiang Innovation Technology – DJI!.

Struktur organisasi perusahaan - DJI
Orang-orang yang pertama bergabung di dua tahun pertama beroperasinya perusahaan ialah: Frank Wang, Jinying Chen, Zhihui Lu and Chuqiang Chen. Zhihui Lu merupakan anggota termuda dari tim, dimana ia awalnya menutup perusahaan kecilnya dan memutuskan pindah ke Shenzhen dan bergabung dengan DJI dengan bermodal $100 dikantongnya. Jinying Chen dan Chuqiang Chen juga memutuskan berhenti dari tempat kerjanya dan ikut bergabung bersama tim DJI.

Menariknya, Chuqiang Chen pada waktu itu sebenarnya diharuskan membayar denda sebesar 30,000 RMB (atau sekitar $4,600) karena berhenti dari pekerjaan sebelum masa kontrak 3 tahun-nya selesai. Ia sempat juga mendapat julukan “Thirty Thousand Chen” dari pendiri DJI lainnya, karena awal ia bekerja hanya untuk membayar denda tersebut.
Foto awal para pendiri DJI (dari kanan kekiri): Frank Wang, Jinying Chen, Zhihui Lu dan Chuqiang Chen
Waktu berlalu, Siapa sangka, perusahaan yang awalnya berkantor di kamar kos anak kuliahan dikemudian hari nantinya akan menjadi sebuah pabrik besar di Shenzhen – Cina!. Mereka memulai proyek mereka di sebuah apartemen dengan tiga kamar, dengan menggunakan dana yang berasal dari uang beasiswa milik Frank yang masih tersisa.

Frank juga membuat video tentang helikopter yang ia buat saat masih berada dikampus dan mempostingnya secara online. Helikopter ciptaannya itu kemudian sukses terjual dengan harga RMB 50,000 atau sekitar $6,000 ke beberapa perusahaan pemerintah dan Universitas yang ada di Cina yang otomatis membuat perusahaan mereka dikenal oleh komunitas Droneterbesar didunia, DIY Drones. Butuh sekitar RMB 15,000 (sekitar $2,000) untuk memproduksi satu Drone!. Keuntungan penjualan tersebut juga membantu mereka untuk membayar gaji karyawan.

Pada akhir 2006, DJI telah terjual sebanyak 20 unit dalam sebulan dan perusahaan mendapat suntikan dana sebesar $90,000 dari rekan keluarga Frank, Lu Di.

Dua tahun kemudian, yaitu tahun 2008, Drone pertama buatan DJI sedang dalam tahap pengembangan. Semua pendiri DJI, yaitu Lu, Chujiang, dan Jinying, meninggalkan perusahaan selama enam bulan guna mencari teknologi baru yang handal untuk produk terbaru mereka.

Perkembangan usaha
Apa yang awalnya hanya sekedar hobi, kemudian berkembang menjadi bisnis raksasa!.

DJI akhirnya berhasil membuat radio kontrol terbang canggih dengan kemampuan autopilot yang mereka tampilkan dalam pameran dagang yang dihadiri komunitas helikopter radio kontrol sebanyak 70,000 orang.

Tahun 2011!. Biaya produksi unit Drone mengalami penurunan sekitar $400 dari harga awal $2,000 ditahun 2006. Sebuah anak perusahaan bernama DJI North America, lalu didirikan dengan bantuan Colin Guinn. Anak perusahaan itu bertugas mendistribusikan Droneke pasar yang lebih luas. Colin memiliki 48% saham perusahaan sedangkan DJI memiliki 52%.
Colin Guinn, saat masih bergabung di DJI North America
Setahun kemudian, DJI berhasil membuat satu set Drone yang lengkap, terdiri dari: software, baling-baling. Rangka, gimbal dan remote control. Setelah itu, perusahaan ini kemudian meluncurkan produk mereka yang paling terkenal, DJI Phantom pada Januari 2013!. Phantom merupakan Drone pertama yang memiliki kemampuan siap terbang, sebuah Helikopter dengan empat baling-baling (Quad-copter) yang mampu melayang diudara selama satu jam  dan tidak rusak saat jatuh pertama kali.
DJI Phantom pertama yang diluncurkan Januari 2013

Simpledan mudah dioperasikan menjadikan Phantom langsung menguasai pasar mainan Drone dan digandrungi oleh banyak orang. Menariknya, DJI-Phantom yang saat itu dijual dengan harga retail $679 menjadi produk best seller perusahaan meskipun tidak terlalu intens dipasarkan. Hal ini kemudian menaikkan revenue perusahaan lima kali lipat, dimana saat ini 30% revenue berasal dari penjualan di Amerika, 30% di Eropa dan 30% di Asia. Sisanya berasal dari penjualan di wilayah Amerika Latin dan Afrika.

Pada Mei 2013, DJI membeli saham milik Colin Guinn di DJI North America, dan mengalihkan seluruh uang penjualan DJI ke kantor utama mereka di Cina. DJI mengakhiri tahun 2013 dengan total pendapatan $130 juta!.

Pada 2014, setelah mendapat suntikan dana dari Sequoia Capital, perusahaan DJI langsung memiliki nilai usaha sekitar $1,6 miliar dan menutup tahun itu dengan nilai pendapatan sebesar $500 juta!.
Tidak mesti harus menjadi juara di sekolah untuk menjadi orang yang sukses di masa depan
Nilai penjualan mereka terus mengalami peningkatan tiga kali bahkan empat kali lipat, dari tahun 2009 hingga 2014, yang otomatis menaikkan nilai keuntungan perusahaan dimana saat itu keuntungan bersih perusahaan sebesar 120 juta!.

Tahun 2015
DJI Technology telah menjadi perusahaan pabrikan Drone terbesar didunia!.

Pada Mei 2015 – perusahaan mendapatkan suntikan dana sebesar $75 juta dari Accel Partners dengan total nilai usaha mencapai $8 miliar. Tapi bukan Cuma itu moment terbaik yang dialami DJI Technology ditahun 2015. Drone DJI Phantom juga akhirnya memiliki satu spot di Apple Store dibulan September 2015.

Hal menarik ialah saat acara pembukaan US skies for commercial operators yang diselenggarakan oleh FAA (Federal Aviation Administration). Waktu itu FAA telah menyiapkan banyak ruang display untuk perusahaan yang ingin bergabung, dan faktanya, FAA sudah sepuluh kali menyetujui proposal DJI dibanding perusahaan kompetitor-nya.
Salah satu drone buatan DJI pada event IFA 2015 Consumer Electronics And Appliances Trade Fair
Perusahaan juga telah menaikkan total penyertaan modal sebanyak 3 kali dari 3 invenstor, yakni Accel Partners, Lighthouse Capital Management (Shanghai) dan Sequoia Capital. DJI juga menerima investasi dari Hasselblad yang jumlahnya tidak dipublikasikan pada November 2015.

Berikut video tentang kampanye lingkungan hidup yang dibuat menggunakan Drone DJI:
Saat ini DJI sedang mempersiapkan menaikkan modal mereka hingga mencapai nilai usaha $10 Miliar, dan jika kita hitung nilai saham yang dimiliki Frank yakni sebesar 45 % maka kira-kira kekayaan Frank diperusahaan ini mencapai sekitar $ 4,5 Miliar. Nah, dengan semakin populernya Drone buatan DJI technology dipasar dunia,  maka tidak heran Direktur DJI dan dua karyawan lainnya akan tetap menjadi seorang Miliarder hingga saat ini (MY).

Sumber: http://www.yosuccess.com/success-stories/frank-wang-dji-technology/