Rabu, 07 Maret 2018

Seorang milyuner berhasil menemukan bangkai kapal perang Amerika - USS Lexington



Kapal Induk Amerika Serikat, USS Lexington, saat pertama kali berlayar, Oktober 1941

Sisa bangkai kapal dari sebuah kapal induk milik Amerika Serikat bernama USS Lexington, akhirnya berhasil ditemukan.  Kapal laut yang tenggelam saat Perang Dunia II, akibat serangan tentara Jepang ini ditemukan di lokasi sekitar 500 mil dari lepas pantai Australia oleh sebuah Tim penjelajah yang dipimpin oleh seorang milyarder bernama Paul Allen, yang tidak lain co-founderdari Microsoft.
Paul Allen bersama tim ekspedisinya berhasil menemukan bangkai kapal USS Lexington

Merupakan salah satu kapal induk pengangkut pertama milik Amerika yang pernah dibuat, Kapal yang dijuluki “Lady Lex” ini ditemukan didasar laut karang – dikedalaman hampir 2 mil dibawah permukaan laut – oleh kru ekspedisi Research Vessel Petrel, pada hari minggu. Sekedar informasi, The Lexington dikabarkan hilang pada bulan Mei 1942 bersama dengan 216 kru dan 35 unit pesawat terbang, akibat pertempuran yang disebut-sebut menjadi pertempuran kapal induk pertama sepanjang sejarah – atau dikenal dengan nama the Battle of the Coral Sea.
Salah satu bangkai pesawat tempur yang ikut tenggelam bersama kapal Induk USS Lexington
“Untuk mengenang kapal induk USS Lexington dan menghormati keberanian kru kapal yang telah menjadi korban,” Allen menambahkan. “Seluruh warga Amerika, berhutang budi atas jasa para pahlawan yang telah berjuang juga untuk para patriot yang masih berjuang hingga saat ini dalam melindungi negara mereka, dengan berani, gigih, dan penuh pengorbanan.”

Berikut klip kondisi bangkai kapal USS Lexington dibawah laut:
Bersama dengan kapal induk lainnya yakni USS Yorktown, the Lexington dan armada tempur yang dibawanya pada saat itu sedang bertempur melawan tiga kapal induk milik pasukan Jepang dalam usaha menghentikan pergerakan mereka di Papua Nugini dan Australia.

Menurut Allen,perang itu terjadi sebulan sebelum Angkatan Laut Amerika melakukan serangan kejutan melawan tentara Jepang di tengah-tengah pertempuran dan memenangkan Perang di perairan Pasifik.

The Battle of the Coral Sea tidak hanya sebuah perang untuk menghentikan pergerakan pasukan Jepang tapi juga menjadi perang pertama antar kapal induk dimana mereka saling berhadapan langsung di laut yang sebelumnya tak pernah terjadi. 

Beberapa foto kapal induk Amerika yang karam akibat serangan torpedo pasukan Jepang
Kapal bantuan Amerika saat itu berhasil menyelamatkan lebih dari 2,000 orang kru kapal sebelum akhirnya The Lexington tenggelam akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh dahsyatnya serangan torpedo dari kapal Jepang.

“Sebagai salah seorang anak dari korban kapal USS Lexington, saya ingin mengucapkan Selamat kepada Paul Allen dan kru ekspedisi Research Vessel (R/V) Petrel yang telah menemukan “Lady Lex” yang karam 76 tahun lalu akibat peperangan the Battle of Coral Sea,“ ujar Laksamana Kapal US Pacific Command - Amerika, Harry B. Harris.

Dalam pernyataannya, Harry menambahkan “Kami menghargai keberanian dan pengorbanan para pejuang dikapal induk ‘Lady Lex’ dan mereka yang telah gugur dalam berjuang saat Perang Dunia II terjadi, - dengan cara terus menjaga kemerdekaan yang telah mereka raih untuk kita semua”. (MY)

Jumat, 02 Maret 2018

Wow!, Sebentar lagi jaringan seluler 4G akan terpasang di Bulan


Ilustrasi artistik, yang memperlihatkan bagaimana Rover milik Audi saat berada di Bulan (image credit: Audi)

Tahun depan, bulan akan memiliki jaringan 4G-nya sendiri atau tepatnya lima puluh tahun setelah astronot NASA pertama kali menginjakkan kaki di Bulan. Vodafone berencana membangun jaringan 4G pertama di bulan guna mendukung sebuah misi yang dikerjakan oleh PTScientists ditahun 2019, dan mereka telah menunjuk Nokia sebagai mitra kerja dibidang teknologi.

Yap!, benar sekali. Jaringan 4G yang akan dibangun oleh Vodafone dan Nokia, ini memungkinkan tayangan HD live-streaming bisa disiarkan dari kendaraan khusus (Rover) yang ada bulan. Nah, memang sih, bulan bukanlah lokasi yang tepat untuk memasang jaringan seluler 4G, mengingat masih ada wilayah di Bumi yang masih belum memiliki jaringan internet berkecepatan tinggi.
Ilustrasi artistik, yang memperlihatkan Lander dan Rover saat berada di Bulan (image credit: Audi

Akan tetapi, menurut salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar dunia, Vodafone dan Nokia, langkah tersebut mereka ambil karena melihat adanya peluang untuk mengkomersilkan tayangan yang memperlihatkan kondisi di Bulan, mengingat bulan diprediksikan akan menjadi tempat tujuan “wisata” dimasa depan.

Sistem berbasis jaringan tersebut akan menggunakan perangkat yang beratnya tidak lebih dari berat kantong gula pasir dan peluncuran perdananya akan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 serta dijadwalkan akan diluncurkan pada 2019 nanti.

“Proyek ini merupakan sebuah pendekatan inovatif yang radikal guna pengembangan infrastruktur jaringan seluler,” ujar Hannes Ametsreiter, Chief Executive Vodafone – Jerman.

Berikut video tentang proyek instalasi jaringan 4G di Bulan, oleh Vodafone:
 


Fasilitas Live-streaming, juga memberikan manfaat tambahan bagi jaringan baru di bulan untuk memudahkan komunikasi antar operator kendaraan khusus yang ada dibulan dengan unit yang ada di Bumi.

Misi pertama penggunaan sistem jaringan baru tersebut, saat ini sedang dikembangkan oleh pabrikan mobil ternama-Audi, yang akan mengirim sebuah Lander(Pesawat pendarat) dan dua Rover (Kendaraan khusus) yang akan singgah di lokasi bersejarah, dimana kendaraan bulan milik NASA, Apollo 17, berada.

Menurut informasi, stasiun utamanya nanti akan diberi nama Autonomous Landing and Navigation Module (ALINA). (MY)