Kamis, 26 Februari 2015

Poster The Hulk dan TV Spot #2 The Avengers: Age of Ultron



The Hulk

Marvel belakangan ini lagi gencar-gencarnya melakukan promosi marketing dari film The Avengers: Age of Ultron dengan mengeluarkan cukup banyak media promosi. Dibanding film Amazing Spiderman 2,sekuel Marvel kali ini lebih banyak mengeluarkan promo film baik itu dalam bentuk foto, concept-art, maupun trailer.


Avengers 2 sebenarnya tidak perlu melakukan promosi masif seperti itu, mengingat film ini menjadi franchise film Team Superhero tersukses sepanjang sejarah. Oleh karenanya pada Clip TV Spot terbarunya ini, Marvel Cuma menampilkan potongan klip dari adegan trailer yang sudah dirilis sebelumnya.
Berikut beberapa hal yang sudah dimunculkan pada Trailer maupun TV Spot, film The Avengers 2 hingga saat ini :
  • The Avengers menyerang markas Baron von Strucker pada awal filmnya nanti.
  • Serangan Quicksilver dan Scarlet Witch.
  • Serangan gerombolan drones Ultron.
  • Ultron meng-upgrade-armor besinya dengan material Vibranium (material perisai Captain America) dengan pengisi suara, James Spader.
  • Captain America melompati mobil yang terguling.
  • Black Widow, mengendarai motor Harley.
  • Hulk bertarung dengan Iron Man Hulk-Buster.
Sosok The Vision, di film The Avengers 2
Yang belum kita lihat di trailer-nya :
  • Sosok The Vision
  • Anggota organisasi S.H.I.E.L.D.
  • Karakter yang diperankan oleh Andy Serkis (Klaw).
  • Rencana sebenarnya dari Ultron
  • Adegan pertarungan lainnya selain aksi Hulk VS Iron Man – Hulk Buster.
  • Serta karakter Marvel lainnya, seperti Falcon, dsb.
Sama seperti dengan buku komiknya, Film-film dari Marvel kebanyakan memang menyajikan sesuatu yang baru yang tidak pernah ditampilkan sebelumnya, dan itulah yang diinginkan oleh para fans Marvel.
The Avengers 2 poster banner
Bersamaan dengan poster kedua The Avengers: Age Ultron yang kali ini menampilkan The Hulk juga dirilis clip TV Spot ke-2 nya yang bisa dilihat berikut ini: 


The Avengers: Age of Ultron akan rilis pada 1 Mei 2015, namun beredar kabar kalau di Indonesia bakal lebih cepat dari jadwal resminya. (MY)

Rabu, 25 Februari 2015

Poster terbaru The Avengers 2, menampilkan Iron Man!


Tony Stark aka Iron Man

Marvel kemarin baru saja merilis poster terbaru dari film The Avengers: Age of Ultronyang menampilkan seluruh anggota tim The Avengers dan S.H.I.E.L.D plus tambahan anggota Avengers baru seperti: Quick Silver, Scarlet Witch dan Vision.Nah, kali ini, Marvel kembali merilis lagi poster terbaru dari film tersebut dengan hanya menampilkan sosok Tony Stark / Iron Man (Robert Downey Jr.)  


Pada poster itu menampilkan Tony Stark dengan kostum Iron Man terbarunya, yakni Mark XLIII. Kostum Armor itu sudah ia perbaiki dan upgrade setelah sebelumnya seluruh armor Iron Man miliknya sudah ia hancurkan di film Iron Man 3. Pada Background poster memperlihatkan Istana dari musuh baru mereka dari kelompok Hydra, bernama Baron von Strucker (Thomas Kretscmann), dimana dari informasi sebelumnya istana ini akan menjadi adegan awal di film The Avengers: Age of Ultron, dan juga menjadi klip akhir di film Captain America: The Winter Soldier yang menampilkan Strucker, dan si kembar Quick Silver dan Scarlet Witch.
Poster The Avengers: Age of Ultron yang menampilkan Iron Man
Beberapa waktu lalu tersiar kabar kalau Robert Downey Jr. Telah menandatangani kontrak untuk ikut bermain di sekuel kedua film Captain America: Civil War, Well, semoga saja demikian, ya. Berita lainnya lagi muncul dari karakter Spider Man yang akan ikut bergabung di film The Avengers berikutnya. Hal itu bisa saja terjadi karena pihak Marvel dan Sony sudah sepakat untuk bekerjasama di film Marvel berikutnya, dan rumor yang sempat beredar kalau Spider Man akan muncul di adegan akhir film The Avengers: Age of Ultron dimana Captain America akan merekrut dia sebagai anggota The Avengers yang baru bersama dengan Falcon. Semoga saja demikian, ya, Cinema Mania.

The Avengers: Age of Ultron akan rilis pada 1 Mei 2015, namun beredar kabar kalau di Indonesia bakal lebih cepat dari jadwal resminya. (MY)

Senin, 23 Februari 2015

Kisah Sukses, Ingvar Kamprad, Sang pendiri IKEA Group



Ingvar Kamprad, sang pendiri IKEA Group
Kali ini kita akan mengupas kisah sukses, Ingvar Kamprad,  seorang pengusaha sukses dan miliuner asal Swedia yang juga termasuk dalam daftar orang terkaya didunia. Dialah pendiri IKEA, sebuah jaringan toko yang menjual berbagai macam furniture dengan harga yang masuk akal. Ingvar Kamprad dari dulu memimpikan agar semua orang didunia mampu memilki furniture dan peralatan rumah tangga yang bagus.


Masa kecil Ingvar Kamprad
Ingvar Feodor Kamprad lahir pada 30 Maret 1926, disebuah propinsi kecil Smalandiya di Pjätteryd yang sekarang menjadi bagian wilayah Älmhult Municipality, Swedia Selatan. Penulis biografinya sempat beranggapan kalau bakat berdagang yang dimiliki Ingvar adalah bakat turunan. Pada tahun 1897, perusahaan milik kakek Ingvar berada diambang kebangkrutan. Kakeknya tidak mampu lagi membayar pinjaman perusahaan dan akhirnya memutuskan bunuh diri. Akan tetapi, sang nenek ternyata mampu menyelamatkan perusahaan mereka. Nenek Ingvar kemudian mengajarkan ilmunya kepada sang cucu tentang bagaimana menghadapi semua kesulitan dengan keyakinan dan ketekunan. Sang nenek yang bernama Francis, memberikan pengaruh positif tidak hanya pada Ingvar, tapi kepada seluruh anggota keluarga. Ia adalah seorang wanita cerdas namun tetap sederhana.
Ingvar Kamrprad
Menurut rekan  yang bekerja dengan Ingvar Kamprad, Ia adalah seorang ahli pemasaran yang cerdas, orang bijaksana yang jarang melakukan kesalahan. Hal tersebut dikarenakan Kamprad yang selalu belajar dari pengalaman para pengusaha lain diseluruh dunia. Meskipun begitu, Ingvar dulunya sempat menjadi mahasiswa yang drop out. Faktanya bahwa Ingvar sama sekali tak pernah hadir di kampusnya (Ingvar jarang mau berlama-lama di kampus). Minimnya pengalaman di bangku kuliahan digantinya dengan rasa antusias yang sangat besar. Ingvar pernah berujar: “Jika anda bekerja namun kurang antusias mengerjakannya, secara tidak langsung anda telah membuat sepertiga hidup anda sia-sia.

Pengalaman berdagang pertama Kamprad sewaktu kecil ialah saat ia membeli pensil dan korek api dengan harga grosir lalu menjual kembali keteman sekolahnya. Selama bersekolah, Ingvar meluangkan waktunya untuk berjualan, dari jualan ikan sampai kartu natal dan bagi Ingvar itulah sekolah yang sebenarnya. Ingvar tak pernah mengenyam pendidikan dibidang bisnis atau membaca buku tentang marketing, tapi hingga saat ini IKEA Company patut berterima kasih kepada beliau atas pengalaman dan perhatiannya sebagai pendiri IKEA.
Ingvar Kamprad (Kiri) semasa kecil
“Dalam berbisnis, sepertinya saya beda dengan orang kebanyakan. Saat pertama kali mulai berjualan, Bibi saya membantu membelikan 100 kotak korek api di pasar bernama “88 Øre” yang ada di Stockholm. Harga paket korek api itu, 88 øre, dan tante saya tidak pernah meminta uang dari saya. Korek api tersebut lalu saya jual dengan harga 2 hingga 3 øre per buah, malah kadang ada yang sampai 5 øre per buah. Saat itu saya berumur lima tahun, dan saya masih ingat bagaimana rasanya memperoleh keuntungan dari perjualan pertama saya.”

Paling utama – Landasan berdirinya IKEA
Saat beranjak dewasa, Ingvar semakin memperlihatkan jiwa wirausahanya. Disaat anak sekolah lain lagi sibuk di lapangan bola dan pacaran, Ingvar Kamprad malah memikirkan bagaimana cara mengembangkan usahanya. Hingga pada 1943, saat berumur 17 tahun, Ingvar meminjam uang ke Ayahnya dan menambahkannya dengan tabungan yang ia miliki. Lucunya, sang ayah meminjamkan uang karena mengira akan digunakan Ingvar membayar biaya sekolahnya. Setelah uang terkumpul, Ingvar lalu mendirikan IKEA. Nama IKEA sendiri berasal dari inisial nama Ingvar Kamprad (I.K) ditambah dengan huruf pertama, Elmtaryd dan Agunnaryd, nama desa dan pertanian tempat ia dibesarkan. Pada awal usahanya berdiri, Kamprad yang masih remaja memutuskan untuk menjual apa saja. Mulai dari korek api hingga stocking dengan harga diskon. Tapi permintaan paling banyak saat itu ialah produk pulpen.  Di awal tahun 1940-an, saat mereka baru beroperasi di Swedia. Kamprad memesan sekitar 500 pulpen dari Paris, dengan meminjam dana 500 SEK di District Bank (saat itu setara dengan 63 USDollar). Kamprad berujar kalau itu merupakan dana pertama dan terakhir yang ia pinjam di Bank selama hidupnya.

Untuk menarik minat calon pembeli agar datang ke tokonya, Pengusaha muda itu memberikan secangkir kopi dan roti gratis bagi siapa saja yang singgah melihat presentasi produk ditokonya. Luar biasa!, ia tidak menyangka dengan teknik tersebut ia berhasil menjaring lebih dari 1000 pembeli!. Presentasi produk hari itu menjadi presentasi pertama dan terakhir IKEA, dan otomatis setiap pengunjung mendapatkan kopi dan roti gratis. Ternyata hal tersebut memberikan Ingvar ide untuk membuka restoran cepat saji  disetiap toko miliknya, dan alhasil saat ini ada satu restoran cepat saji disetiap toko IKEA.

Furniture – Semua orang butuh!
Selanjutnya, Ingvar sang pengusaha muda mulai tertarik dengan hal yang lagi trend di Swedia: Furniture, yang mana saat itu menjadi barang kebutuhan paling mewah bagi masyarakat. Hingga pada 1948, Ingvar Kamprad menemukan ide untuk beralih ke penjualan furniture, yang nantinya menjadi sumber keuntungan terbesar bagi IKEA.

Guimars Fabriker dari Alvesta, yang menjadi kompetitor utama saat itu, telah lama menjual produk furniture-nya di Kagnuit. Saya melihat iklan produk mereka di koran Agrikultural sehingga kemudian sayapun mencoba peruntungan dibisnis tersebut. Lewat berjualan furniture  itulah, yang awalnya cuma uji coba pasar mengalahkan kompetitor,  malahan mengubah jalan hidupku”.

Setelah mendapat penjual dengan harga furniture paling murah, Ingvar kemudian fokus di usaha pembuatan Jok. Untuk itu, maka tampilan tokonya pun ia rubah dengan menempatkan sebuah meja kopi dan kursi tanpa sandaran lengan. Kursi itu ia beri nama “Root”. Sejak saat itu, setiap barang yang dijual ditokonya ia beri nama dikarenakan Ingvar kurang mampu dalam mengingat angka-angka. 

Pada 1951, IKEA mulai menyebarkan booklet ke seluruh pelanggannya yang ia beri nama ‘IKEA News’. Booklet itulah yang nantinya menjadi cikal bakal lahirnya katalog modern IKEA. Oleh karena segmen pasar yang disasar oleh Ingvar adalah masyarakat ekonomi menengah kebawah, sehingga ia kemudian memesan furnituremurah ke pabrik furniture lokal. Disitulah ia menemukan konsep usaha yang sangat terkenal: “Lebih baik menjual 600 kursi dengan harga murah daripada menjual 60 kursi dengan harga mahal”.
Katalog pertama IKEA yang dibuat pada 1951
Dalam buku biografinya diceritakan kalau di awal tahun 50-an, Kamprad membeli pabrik kecil tua di Swedia. Disana ia mulai memproduksi furniture murah untuk dijual ditokonya dimana kala itu di Swedia, sangat mustahil ada furniture dijual dengan harga murah karena kayu termasuk komoditi mahal pada saat itu. Oleh karena itulah, tanpa pemberitahuan, para kompetitor Kamprad kemudian memboikotnya. Persatuan Industri kayu dan furniture sangat marah karena IKEA berani memasang harga murah untuk perabot kayu yang kemudian berlanjut dengan penghentian kerjasama dengan semua unit usaha IKEA.

Mungkin bagi sebagian besar pengusaha, kejadian yang dialami Kamprad merupakan sebuah bencana. Tapi tidak bagi Kamprad dan Produk IKEA. Setiap permasalahan dan solusinya akan membawa perusahaan berkembang ke tahap selanjutnya. Walhasil, Kamprad membuat gebrakan baru didunia usaha di Swedia kala itu, yaitu: mulai mencari komponen furniture murah dari penyalur bahan polesan. Begitulah cara pendiri IKEA memulai masa depan perusahaannya dengan membeli komponen furniture di negara dimana bahan tersebut dijual murah.

Showroom furniturepertama IKEA dibuka pada 1953 di  Älmhult, Swedia. Disana, pembeli bisa melihat dan memegang produk IKEA sebelum membelinya. Lima tahun kemudian, sebuah toko berukuran 6.700 M2 dibuka. Saat ini toko tersebut masih bisa kita lihat berada di bawah signboard IKEA. Dahulu perusahaan mempunyai warna dasar merah dan putih namun saat ini IKEA Network dibuat berwarna kuning dan biru yang juga menjadi warna dasar negara Swedia
Ingvar Kamprad, saat pembukaan pertama toko IKEA di Älmhult, Swedia.
Pada masa itu, Ingvar Kamprad bukan lagi sosok anak ajaib dari Småland. Ia kini sudah menjadi seorang pria yang penuh percaya diri, lincah, dan kompetitor hebat, yang kadang metode yang digunakan mendapatkan penghinaan dan kebencian.

Pada awal tahun 60-an, Kamprad melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Disanalah untuk pertama kalinya ia menyaksikan cara kerja sistem penjualan Cash & Carry. Ia kemudian langsung menyukai sistem dagang seperti itu dimana pembeli membayar tunai dan bisa langsung membawa pulang sendiri barang yang dibelinya. Pada 1965, toko IKEA Kungens Kurva seluas lebih dari 31.000 meter persegi dibuka dekat kota Stockholm. Disana, cara penjualan dibuat seperti konsep yang ada di Amerika dengan beberapa perbaikan didalamnya. Pada mulanya, toko dibuka di wilayah pinggiran kota yang biaya sewanya sangat murah dan disana kemudian dibuatkan area parkir yang sangat luas. Langkah kedua, demi mengurangi biaya transportasi, IKEA lalu memesan produk “furniture bongkar pasang”, yang seluruh komponen furnitureditaruh dalam kemasan yang rata. Hal itu menjadikan pengiriman barang menjadi lebih mudah dan murah disamping itu pembeli juga bisa merakit sendiri furniture yang dibelinya. Kamprad menyadari bahwa konsumen lebih senang memasang sendiri lemari dan sofa yang mereka beli, terlebih jika cara pasangnya sangat mudah karena sudah disertai dengan buku manual pemasangan.

Ingvar juga tahu saat itu mobil menjadi barang yang populer di Swedia sehingga masyarakat bisa berbelanja ke lokasi yang lebih jauh. Untuk memancing pembeli berbelanja di IKEA, mereka lalu menjual rak khusus yang dipasang diatap mobil dengan harga murah. Hal itu mendatangkan keuntungan perusahaan dua kali lipat dalam setahun.

Toko IKEA terbesar di Swedia dibangun dan dibuat mirip Museum New York’s Guggenheim, yang menurutnya sangat atraktif. Meski begitu, saat Ingvar Kamprad membuka tokonya, ia tidak memperhitungkan satu hal penting yaitu: kemungkinan adanya rak-rak kosong karena barang yang terjual habis. Bayangkan, 30.000 warga Swedia pastinya ingin membeli peralatan rumah tangga yang harganya sangat murah, bahkan untuk toko sebesar IKEA-pun tidak akan mampu memenuhi permintaan sebanyak itu dimana barang sebagian besar masih disimpan digudang dan belum dibongkar.
IKEA Kungens Kurva (1965)
Menghadapi kondisi seperti itu, Ingvar Kamprad akhirnya memutuskan untuk membuka gudang Self-Serve.Hebatnya, dengan kondisi darurat seperti itu, IKEA berhasil menciptakan konsep baru berbelanja yang nantinya akan mendatangkan keuntungan dimasa depan. Konsep gudang Self-Serve menjadi solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan pembeli di era modern. Saat ini, Semua toko furniture IKEA dibuat dalam bentuk showroom yang memamerkan tidak hanya sofa dan lemari, tapi juga peralatan rumah tangga lainnya seperti: taplak meja, tirai, sprei, handuk dan tempat lilin. Pengunjung juga bisa melihat suasana kamar anak, lalu ada juga 25 konsep ruang makan atau ruang keluarga, dan konsep lainnya di toko IKEA. Dengan konsep tersebut pengunjung bisa membayangkan furniture apa saja yang cocok dengan interior rumah mereka dan mencari perabot yang mereka inginkan di gudang Self-Serve. Selanjutnya pembeli bisa membawa pulang sendiri furniture yang mereka beli yang sebelumnya sudah dikemas rapi, lalu merakitnya sendiri sesuai dengan buku petunjuk yang disertakan dalam kemasan.

IKEA  - Ekspansi usaha ke berbagai negara
Setelah berhasil di negeri asalnya, Swedia, IKEA lalu mengembangkan usahanya keseluruh penjuru dunia. Pada 1963, IKEA memulai ekspansi usaha di Norwegia dan membuka toko pertamanya di Oslo. Sebelumnya pada 1960, IKEA terlebih dahulu sudah menerapkan sistem Quality Control yang membuat produknya dikenal karena kualitasnya yang terbaik dan sudah diakui oleh beberapa jurnal Swedia dengan reputasi bagus. Berikutnya, keputusan membuka cabang lain dilakukan secara spontan. Sebagai contoh, saat Ingvar memutuskan membuka cabang di Switzerland, sebuah negara dengan selera warganya yang konservatif, disamping sudah ada dua produsen furniture lokal yang beroperasi disana. Saat itu Ingvar tengah berjalan-jalan di Zurich, ia tidak sengaja mendengar percakapan sepasang suami-istri. “Kursi yang cantik, ya?” kata si wanita saat melihat ke jendela etalase toko. “Iya, tapi harganya sangat mahal, kita belinya tahun depan saja, ya?” jawab suaminya. Hal inilah yang menjadi dasar dimana pada tahun 1973, IKEA membuka cabang di Switzerland, lalu Australia, Belanda, Prancis, Amerika, hingga sekarang, IKEA mempunyai 338 gerai toko di 40 negara di dunia.
Logo IKEA
Pada 1986, Ingvar Kamprad persiun dari manajemen Group dan menjadi penasehat di induk perusahaan bernama INGKA Holding B.V.  Anders Moberg kemudian diangkat menjadi direktur dan CEO IKEA Group. Pada tahun 1990-an, IKEA Group untuk pertama kalinya memperkenalkan dan mengembangkan sebuah kebijakan tentang lingkungan yang memastikan perusahaan berserta karyawannya bertanggung jawab sepenuhnya terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh seluruh aktivitas produksi di perusahaan.

Anders Dahlvig kemudian menggantikan Anders Moberg menjadi Direktur dan CEO IKEA Group. Pada tahun 2000, IKEA menyadari pentingnya internet sehingga menciptakan e-shopping bagi pelanggannya di Swedia dan Denmark. Sejak saat itu toko IKEA meluncurkan layanan belanja online di negara lain.

Ingvar Kamprad telah menikah dua kali. Istri pertamanya bernama Kerstin Wadlingyang memberinya seorang putri bernama Annika Kihibom. Namun istri keduanya-lah yang bernama Margaretha Kamprad-Stennert yang membantunya membangun IKEA. Margaretha meninggal dunia karena penyakit yang tidak diketahui pada 2011 diusia 71 tahun dan memberinya tiga putra: Peter, Jonas dan Mathias.
Peter Agnefjäll, Direktur dan  CEO IKEA Group saat ini
Kedepannya, perusahaan IKEA masih menghadapi berbagai macam kendala, seperti semakin banyaknya kompetitor, contohnya Argos (Italia), Ilva (Denmark), dan sebagainya. Namun Ingvar Kamprad tahu kalau tokonya menawarkan hal mendasar kepada pembeli dimana mereka bisa melihat dan merasakan suasana sebenarnya dari sebuah rumah saat berbelanja di IKEA. Tercatat, Ingvar Kamprad berhasil membukukan kekayaan sebesar 3,8 Milyar USDollar pada November 2014. Direktur dan CEO IKEA Group saat ini, Peter Agnefjäll, yang resmi menjabat pada 1 September 2013, mengakui telah mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dari para pendiri IKEA.

Nah Guys, demikianlah kisah Ingvar Kamprad sang pendiri IKEA serta sejarah berdirinya IKEA Group, Perusahaan yang bergerak dibidang penjualan furniture dan peralatan rumah tangga dengan harga murah. Semoga kisah diatas bisa memberikan inspirasi bagi kita untuk terus berusaha.  (MY).

Senin, 16 Februari 2015

Ole Kirk Christiansen dan Kisah Inspiratif berdirinya LEGO Company



Pendiri mainan blok LEGO

Kisah inspiratif kita kali ini akan mengangkat kisah sukses seseorang bernama Ole Kirk Christiansen berikut sejarah lahirnya LEGO, sebuah perusahaan mainan terbesar dari Denmark  yang didirikannya. Ole Kirk dikenal sebagai pencipta mainan konstruksi set paling populer di dunia dan berikut ini kisah suksesnya yang penuh dengan perjuangan dan kegagalan yang akhirnya menjadikan ia sukses.


LEGO,merupakan salah satu merek mainan paling terkenal didunia, bahkan sampai mengalahkan Hasbro dan boneka Barbie, tapi tahukah kita kalau  perusahaan asal Denmark itu memulai usahanya sebagai produsen umum produk kayu.  
Ole Kirk Christiansen
Meskipun berawal dari produsen kayu, LEGO mampu tumbuh pesat dimana saat ini banyak perusahaan konstruksi bahkan meniru set konstruksi yang mereka ciptakan. Seth Godin pernah berujar: “Jika produk anda berbentuk replika, maka anda sudah berhasil membuat sebuah mahakarya”

Masa anak-anak yang dimulai dari mainan kayu
Sejarah LEGO dimulai pada 1932, saat Ole Kirk Christiansen (7 April 1891 – 11 Maret 1958) mendirikan The Danish Company yang memproduksi barang untuk keperluan sehari-hari. Ole Kirk lahir di desa Filskov,yang berada diantara wilayah Sonder Ommedan Central Jutland Denmark. Dia salah seorang anak dari 10 orang bersaudara. Ayahnya bernama Jens Niels Christiansen dan ibunya bernama Kirstine (Andersen) Christiansen.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Ole sebagian besar terbuat dari bahan kayu, dimana pemasukan terbesarnya  berasal dari penjualan tangga dan papan setrikaan. Akan tetapi permintaan barangnya turun drastis saat terjadi krisis keuangan global.

Dalam situasi seperti itu, Ole mesti segera menemukan cara  guna menyelamatkan perusahaannya, dan jalan keluarnya adalah dengan membuat mainan kayu, dimana permintaan permainan kayu sangat tinggi bahkan di kondisi perekonomian yang sulit pada waktu itu.  Asisten pribadi Ole, tidak lain adalah putranya, Godtfred Kirk Christiansen, yang sudah mulai bekerja dengan ayahnya diusia 12 tahun.
Rumah Pabrik ditahun 1935 (Kiri) dan foto tahun 2005 (Kanan)
Setelah produksi mainannya mulai berjalan, Christiansen mesti mencari nama untuk perusahaannya. Ia lalu memerintahkan seluruh karyawan untuk mengusulkan sebuah nama bagi perusahaan mereka. Hasilnya, ada banyak nama yang muncul, namun Christiansen akhirnya memilih nama yang ia  peroleh sendiri – LEGO, yang berasal dari bahasa Denmark, Leg dan Godt, yang jika disatukan berarti “Terus bermain”. Beberapa tahun kemudian, Ole menyadari kalau arti kata LEGO berarti “menyusun” dalam bahasa Latin. Sayangnya, fakta tersebut nantinya bakalan memberi dampak serius untuk masa depan perusahaan.

Saat LEGO baru mulai berproduksi, hanya ada 7 karyawan yang dipekerjakan dan semuanya berprofesi sebagai tukang kayu yang begitu antusias menciptakan sesuatu yang baru, dan tentu saja mereka peduli dengan kualitas produk. Ole Christiansen punya motto sendiri – “Der bedste er ikke for godt” yang artinya “yang terbaiklah yang pantas”. Kalimat tersebut lalu dicetak dan dipajang didinding diatas ruang karyawan.

Hingga tahun 1936, perusahaan berhasil memproduksi 42 mainan berbeda. Semua mainan tersebut harganya cukup mahal berbeda dengan harganya saat ini. Beruntung perusahaan tidak hanya memproduksi mainan saja, tapi juga produk kayu lainnya.
Gerhardt Kirk Christiansen
Pada 1940, terjadi banyak hal yang ikut mempengaruhi sejarah perusahaan. Pertama, pabrik dan gudang LEGO satu-satunya sempat terbakar. Segera setelah direstorasi, perusahaan lalu memutuskan untuk hanya membuat mainan saja. Saat itu Jumlah karyawan terus bertambah dan mencapai  40 orang ditahun 1943. Hingga setahun kemudian, pada 1944, Ole Kirk Christiansen akhirnya secara resmi mendaftarkan perusahaan yang ia beri nama “LegetOjsfabrikken LEGO Billund A/S”.

Pada 1947, Ole dan Godtfred memperoleh sample “blok bangunan pengunci” dari bahan plastik, produksi Kiddicraft. Model blok bangunan tersebut ternyata sudah dikembangkan dan dipatenkan di Inggris oleh Mr. Hilary Harry Fisher Page, seorang Psikolog anak.

LEGO pun akhirnya memutuskan untuk beralih dari produsen bahan kayu ke bahan plastik. Untuk itu, keluarga Christiansen memutuskan membeli mesin cetak-injeksi terbesar di Denmark, sehingga mereka bisa memulai memproduksi mainan plastik dalam jumlah besar. Boleh dibilang, mesin cetak injeksi itu memaksa mereka membelanjakan uang sebanyak 30 ribu crown, uang yang sangat banyak pada waktu itu, dengan asumsi harga mainan termahal saat itu seharga 36 crown.

Diakhir era 40-an, LEGO berhasil memproduksi sekitar 200 model mainan plastik dan kayu. Akan tetapi set mainan LEGO masih belum terkenal seperti saat ini. Pada 1958, setelah sang ayah meninggal dunia, Gottfried Christiansen yang mewarisi perusahaan kemudian mematenkan desain mainan blok modern. 
Mobil-mobilan kayu, salah satu produk LEGO merk BILOfix
Model blok LEGO yang sudah modern itu, dipantenkan pada 28 Januari 1958, jam 01.58 siang. Sistem desainnya serba baru, dimana susunan blok jauh lebih kuat. Oh iya, guys. Mainan LEGO zaman itu ternyata masih cocok dengan sambungan LEGO saat ini. Cuma baru tahun 2014, LEGO memproduksi mainan selain model blok dengan merk , BILOfix.

Masa depan produk LEGO
Pada 4 Februari 1960, Divisi LEGO yang memproduksi mainan kayu hangus terbakar akibat tersambar petir. Insiden itu merupakan insiden kebakaran kedua yang menimpa pabrik LEGO. Setelah peristiwa itu, perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan produksi mainan kayu dan tetap fokus pada mainan plastik. Setelah masa itu, LEGO berhasil menjual lebih dari 50 jenis paket mainan kebeberapa negara diseluruh dunia. Pada tahun 1962, LEGO mendirikan perusahaan penerbangannya sendiri yang berlokasi di Bellund, Denmark dan sejak itu Paket mainan LEGO mulai diimpor ke Amerika Serikat.
Foto keluarga tahun 1935: Oleg K. Christiansen (atas), Godtfred (tengah), dan Kjeld (bawah)
Tidak dipungkiri bahwasanya, langkah LEGO membuka jalur impor ke luar negeri mendatangkan banyak keuntungan dengan meningkatnya angka penjualan bagi perusahaan asal Denmark tersebut. Dua tahun setelahnya LEGO merilis buku panduan yang berisi tutorial cara membangun blok-blok LEGO sesuai dengan gambar yang ada di paket dosnya, yang mana konsep tersebut menjadi standard paket yang masih berlaku hingga saat ini.

Tidak hanya itu, LEGO juga mulai lebih memperhatikan pembeli mereka dengan menerima berbagai saran dan kritik yang ternyata berhasil memperbaiki kualitas produk mereka. LEGO satu-satunya perusahaan pada waktu itu yang menerapkan pendekatan berbasis pelanggan dan melakukan survey tehadap apa yang dibutuhkan mereka, dan setelah menganalisis masukan dari pelanggan, mereka lalu mengembangkan produk-produk baru. Sebagai hasil dari itu semua, mereka berhasil menciptakan produk terlaris didunia – LEGO Train Set (Paket mainan kereta api).

Sekedar informasi, hingga pertengahan tahun 60-an, ada lebih 500 orang yang bekerja dipabrik LEGO, namun sayang perusahaan belum juga mengalami perubahan drastis.  Pada tahun 1963, selulosa Asetat, material yang awalnya digunakan pada pembuatan mainan LEGO, digantikan oleh material lain, Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS plastic material) yang masih digunakan hingga saat ini. ABS plastic material, bersifat non-toxic, kurang kandungan prone-yang biasanya digunakan dalam pembentukan dan pemberian warna pada mainan, bahan ini juga lebih tahan panas dibanding Selulosa Asetat. Mainan LEGO dari bahan ABS Plastik ini mulai dibuat tahun 1963 dan tetap dalam bentuk dan warna yang sama hingga 40 tahun kemudian, dan tetap masih bisa dikoneksikan dengan mainan LEGO yang diproduksi saat ini.
Mainan LEGO yang terbuat dari ABS Plastic Material
Perkembangan mainan LEGO yang cepat
Berbicara tentang mainan LEGO pada masa itu, dimana banyak orang beranggapan kalau LEGO semata-mata hanya fokus pada produksi mainan konstruksi untuk segmen cowok. Tapi itu tidaklah benar, karena LEGO juga memproduksi mainan cewek dalam berbagai macam jenis. Sebagai contoh, pada tahun 70-an, LEGO membuat “rumah-rumahan boneka” beserta perabot didalamnya. Meskipun begitu, saat ini memang LEGO tetap fokus pada mainan konstruksi untuk konsumen cowok. LEGO tidak bermaksud untuk mendiskriminasi kaum cewek namun faktanya para cowok-lah yang lebih menyukai mainan konstruksi.

Tanggal 7 Juni 1968, LEGO membuka wahana bermain, LEGOLAND, yang dibangun diatas lahan seluas 59 hektar di Denmark. Selama musim pertama dibuka, wahana ini telah dikunjungi 625.000 orang.

Logo LEGO yang sangat terkenal diseluruh dunia, ternyata didesain tahun 1973, dan pada 1974, logo untuk LEGO figures – LEGO family pun dibuat. Paket mainan tersebut ternyata membawa sukses besar bagi LEGO diseluruh dunia. Ditahun yang sama, pabrik LEGO AG di Baar, Zug, Switzerland, pun dibuka, dan disinilah pertama kalinya mainan LEGO dibuat diluar negara asalnya, Denmark (dimana pada 1992, namanya kemudian diubah menjadi LEGO Produktion AG).
Logo LEGO
Pada 1977, LEGO Group dipimpin oleh cucu Ole, bernama Kjeld Kirk Kristiansen. Sejak saat itu, LEGO Group memproduksi bebagai macam set mainan tematik, dimana set mainan tersebut dibuat pertama kali pada 1979 dan diberi nama LEGOLAND-Space. Moment itu lalu menginspirasi tim desainer LEGO untuk membuat ribuan set mainan dengan berbagai macam tema. Tema Luar angkasa merupakan mainan tematik yang pertama dibuat dan menjadi mainan tersukses dizamannya.

Jenis mainan LEGO berkembang dengan sistem yang saling terhubung satu sama lain, namun yang paling utama ialah karena para pembeli  sangat menyukai produk LEGO yang mereka anggap sangat orisinil, atraktif, dan menarik. Pada 1980, para penggemar LEGO mengekspresikan kecintaan mereka dengan membangun menara raksasa setinggi 13,1 meter menggunakan susunan LEGO. Mengagumkan, bukan?. Tapi tunggu dulu, itu belum seberapa!. Pada akhir tahun 90-an para fans juga membuat menara lainnya menggunakan susunan LEGO di Moscow, setinggi 24,88 meter, dan sempat masuk Guinness Book of Record. Hingga pada tahun 2008, mereka membangun lagi, namun kali ini, mereka membangun menara LEGO tertinggi didunia dilokasi Legoland Windsor Theme Park, Inggris. Konstruksi tersebut terdiri dari 500.000 buah LEGO, setinggi 30,48 meter.
Menara yang dbangun dari susunan LEGO sebanyak 500.000 buah pada 2008
Pada tahun 1986, Group LEGO berhasil menjadi pemasok mainan  di Royal House of Denmark. Dan seperti biasanya, gelar yang diberikan oleh pihak kerajaan menjadi iklan paling menarik untuk  perusahaan. Pada 1990-an, permintaan terhadap mainan LEGO meningkat tajam diseluruh dunia, namun bukan berarti tak ada kendala sama sekali seperti yang dialami oleh perusahaan mainan sejenis, bernama ATKO. Meskipun pada dasarnya ATKO Toys memiliki perbedaan dengan mainan LEGO yang asli disamping kualitasnya yang kurang bagus.

Masa Resesi dan bangkit kembali
Pada 2003 perusahaan LEGO mengalami krisis. Mainan konstruksi mereka kurang diminati konsumen seiring dengan maraknya permainan Video Games. CEO baru LEGO, Jørgen Vig Knudstorp, merubah total fokus strategi perusahaan. Ia lalu mengalihkan produksi 19 juta mainannya ke negara dengan biaya produksi rendah serta meluncurkan beberapa software digital design dan games interactiveseperti Star Wars untuk konsol Wii  atau game Online Mars Mission untuk pengguna PC.
Jørgen Vig Knudstorp, LEGO CEO
Game online lainnya dari LEGO Universe mulai dirilis pada 2010. Game ini mengharuskan para pemainnya membangun set mainan LEGO menurut virtual design yang telah mereka buat. “Akan ada lebih banyak lagi hal selain susunan blok dan kotak saja” Knudstorp berujar. “Setiap orang akan menghasilkan ide-ide baru”. Hal inilah yang menjadikan LEGO mengalami perubahan yang dramatis, menderita kerugian 300 juta USDollar ditahun 2004 dan memperoleh keuntungan 280 juta ditahun 2007.

Nah, Guys.Demikian sekilas sejarah mengenai awal berdirinya perusahaan mainan asal Denmark, LEGO. Semoga kisah diatas bisa menjadi motivasi bagi kita dalam menciptakan sesuatu yang baru. (MY).