Minggu, 16 Januari 2011

SENYUM, SENYUM DAN SENYUMAN......

(sumber:Suprih Koesoemo pada 16 Januari 2011 jam 18:32)

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Dalam berkata-kata, Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menggunakan jawami’ul kalim, yaitu ringkas kalimatnya, namun padat isinya. Perkataannya tanpa dilebih-lebihkan dan dikurang-kurangkan, pendengarannya mudah mengingat dan menghafalnya. Suaranya cukup keras dan amat indah tekanannya.

Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam tidak berbicara, melainkan dalam hal yang perlu-perlu saja. Baik dalam keadaan gembira atau marah, tidak ada kata-katanya itu selain yang haq dan benar. Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan orang-orang berbicara yang tidak baik isinya. Apabila sesuatu itu kurang sopan didengar, namun tidak diperkenankan tidak harus dikatakan, maka  Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menggunakan kata-kata sindiran atau kinayah.

Apabila Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam selesai berbicara, barulah sahabat-sahabatnya itu sama bercakap-cakap antara yang seorang dengan lainnya, tidak seorang pun yang berani membantahnya dalam percakapan, dan Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam memberi nasihat dan petunjuk dengan sungguh-sungguh.

Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam amat banyak SENYUMNYA, banyak pula ketawa dihadapan sahabat-sahabatnya. Kadang-kadang Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam menampakkan keheranannya di waktu sahabat-sahabatnya berbicara, bahkan kadang-kadang mencampuri pembicaraan mereka. Dalam ketawanya, kadang-kadang sampai terlihat gigi serinya. Sahabat-sahabat Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam, apabila ada dihadapannya, ketawa mereka itupun hanyalah TERSENYUM karena mengikuti sikap Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam serta menghormatinya.

Apabila ada suatu bencana yang sedang menimpa diri, Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam selalu bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyerahkan urusan itu dengan mendasarkan kepada kekuatan dan upaya Allah, serta memohon turunnya petunjuk dari pada-Nya, Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan : “Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail dan Israfil, Maha Pencipta semua langit dan bumi, mengetahui yang gahaib dan yang terang. Engkaulah yang menghukumi antara sekalian hamba-Mu dalam apa saja yang mereka perselisihkan. Berilah saya petunjuk tentang mana yang hak (benar) dari apa yang diperselisihkan itu dengan izin-Mu, sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada orang yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus”.

Senyuman itu merupakan ibadah karena orang lain menjadi senang, tenteram, dan damai . Senyuman sangat bermanfaat pada dirinya sendiri dan orang lain. Senyuman itu pertanda orang berakhlak baik. Senyuman itu memberikan arti tersendiri, namun senyuman sinis akan menjadikan rasa kesombongan. Semua orang butuh akan senyum, senyum dan senyuman.

Dari Anas, ia berkata, “Ketika pada suatu hari Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam berada diantara kami, tiba-tiba beliau tidur sesaat, kemudian mengangkat kepalanya sambil TERSENYUM. Maka kami berkata, “Apa sebabnya engkau TERSENYUM, ya Rosulullah?. Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Telah turun kepadaku sebuah surat, kemudian beliau membaca : ‘Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. Maka, dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (Al-Kautsar ayat 1-3). Kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apakah Al-Kautsar itu?”. Kami menjawab, “Allah dan Rosul-Nya lebih tahu”. Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah sebuah sungai yang dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku dan didalamnya terdapat banyak kebaikan. Ia adalah telaga yang didatangi oleh umatku pada hari kiamat. Gelas-gelasnya sebanyak bintang di langit. Tiba-tiba ada orang yang diambil dari situ. Maka aku berkata, “Ya Rabb, ia termasuk umatku”. Kemudian dijawab, “Engkau tidak tahu apa yang dilakukannya sesudah engkau tiada” (HR Muslim).

Dari Abdullah bin Amru bin Ash, bahwasanya Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telagaku sejauh perjalanan sebulan dan sudut-sudutnya sama. Airnya lebih putih daripada perak dan baunya lebih harum daripada misik. Gelas-gelasnya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang haus dan minum dari situ, ia tidak akan haus selamanya” (HR Bukhari).

Dari Tsauban bahwasanya Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku berada di dekat sebuah telaga menghalau orang-orang. Kupukul dengan tongkat hingga mereka pergi”. Kemudian beliau ditanya tentang lebarnya. Beliau menjawab, “Dari tempatku sampai ke Oman”. Dan saat beliau ditanya tentang airnya. Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ia lebih putih daripada salju dan lebih manis daripada madu. Ada dua pancuran dari syurga, yang satu terbuat dari emas dan yang satunya terbuat dari perak” (HR Muslim).

Dari Ibnu Umar bahwasanya Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Kautsar adalah sebuah sungai di syurga yang kedua tepinya dari emas, salurannya dari mutiara dan yaqut, tanahnya lebih harum daripada  misik, airnya lebih manis daripada madu, dan lebih putih daripada salju” (HR Tirmidzi).

Dari Anas bin Malik, dari Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di saat aku berjalan di syurga, tiba-tiba kulihat sebuah sungai di syurga yang kedua tepinya berupa kubah-kubah mutiara kosong. Aku berkata, ‘Apakah ini, hai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Al-Kautsar yang diberikan kepadamu oleh Tuhanmu’. Ternyata tanahnya adalah misik Adzar” (HR Bukhari).

Demikianlah yang dapat di sampaikan pada sore hari ini, semoga anda dapat memulai kehidupan yang baru, bersemangat dalam mengarungi hidup ini dan bersemangat berbuat kebajikan …aamiin. Bilahit taufik wal hidayah, Bilahit taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh  (MM 16012011)